Jumat, 12 Juni 2015

9 CARA MENJADI AYAH IDAMAN

Dalam hidup pasti ada saat di mana Anda sedang mengenggam jari kecil anak Anda, tersenyum kepadanya, merenung, dan mulai bertanya kepada diri sendiri apakah Anda mampu menjadi ayah yang baik dengan cara yang terbaik dan menjadi bahagia karenanya.
Jangan takut, simak sembilan cara jitu khusus untuk Anda yang sedang dalam upaya merajut gelar ‘ayah idaman’.
Ya,  tidak ada yang mengatakan menjadi seorang ayah yang baik itu mudah. Tidak peduli berapa usia anak Anda atau berapa banyak anak yang Anda miliki, Anda harus tahu bahwa pekerjaan menjadi seorang ayah tidak pernah mudah untuk dilakukan. Lantas bagaimana bila Anda juga ingin menjadi seorang ayah terbaik dan selalu bahagia?
1. Selalu hadir untuknya
Luangkan waktu untuk anak Anda. Si kecil tidak peduli jika Anda baru saja mendapatkan promosi besar di perusahaan atau apakah Anda memiliki rumah paling mahal di perumahan tempat Anda tinggal. Apa yang mereka peduli adalah apakah Anda akan pulang untuk makan malam bersama atau apakah Anda akan membawa mereka menonton film di bioskop pada hari Minggu dan pergi menyusur taman sambil menaikkan layangan. Jika Anda ingin menjadi ayah yang baik, maka Anda harus menyisihkan waktu setiap hari untuk anak-anak Anda –atau setidaknya setiap minggu– sesibuk apapun Anda.
2. Awasi tumbuh kembang anak Anda
Anda harus mencoba untuk berada dalam tonggak penting dalam kehidupan mereka. Atur jadwal kerja Anda sehingga Anda dapat mengantarkan si kecil pada hari pertamanya masuk sekolah, menonton pertunjukan balet putri Anda, atau pada saat putra atau putri Anda lulus SMA. Anak-anak Anda akan ingat saat-saat ini selama sisa hidup mereka, dan bisa didampingi oleh Anda disaat-saat penting dalam hidup mereka akan berarti banyak. Sesibuk apa pun, jangan lewatkan masa ketika salah satu dari anak Anda mengalami tonggak sejarah dalam kehidupannya. Atau Anda akan menyesal di kemudian hari.
3. Ajarkan anak Anda pelajaran penting
Ajarkan anak-anak Anda bagaimana menyelesaikan tugas-tugas dasar kehidupan. Contoh: ajari anak Anda bagaimana menggunakan kamar mandi, menyikat gigi dengan benar, atau membantu mereka belajar naik sepeda. Anda juga dapat mengajari anak Anda bagaimana mencukur dan menjaga kebersihan dengan baik. Anak-anak membutuhkan pelajaran hidup dari Anda baik dalam hal-hal kecil sekali pun. Bantu anak-anak Anda belajar dari kesalahan mereka. Jika mereka telah melakukan sesuatu yang salah, Anda harus membantu mereka untuk melihat, bertindak dan berbicara dengan benar untuk menghindari perilaku tersebut terulang di masa mendatang.
4. Membangun komunikasi yang kuat
Perbanyak komunikasi dengan anak Anda. Pastikan untuk memeriksa kebutuhan apa yang sebenarnya anak-anak Anda inginkan. Cari tahu apa yang ada di pikiran mereka dan cobalah untuk selalu berada satu langkah di depan. Jangan hanya menanyakan pertanyaan dangkal seperti, “Bagaimana harimu?” tanpa benar-benar ingin tahu jawabannya. Jika anak-anak Anda telah beranjak remaja, besar kemungkinan mereka tidak ingin membahas rincian hari-hari mereka dengan Anda. Pastikan untuk terus mencari tahu apa saja kebutuhan yang anak Anda inginkan tanpa harus mengikatnya dengan pertanyaan dan kebiasaan yang menganggu.
5. Berbagi beban
Jika sudah mampu menjadi ayah yang baik, jangan jadikan hal tersebut menjadi beban untuk diri Anda sendiri. Walau saat ini seorang ayah didorong untuk ikut menanggung beban dalam hal pengasuhan anak, namun berbagi waktu dan tugas dengan istri tentu menjadi pilihan yang tepat. Baru-baru ini sebuah penelitian yang dilakukan oleh Families and Work Institute mengungkap walau sang ayah dapat menghabiskan waktu satu jam lebih per hari dengan anak-anak mereka, namun peran yang paling menentukan sebenarnya adalah sang ibu. Kolaborasi di antara keduanya terutama ketika anak-anak sakit, atau ketika orangtua diharapkan hadir untuk sebuah pertemuan orangtua dan guru di sekolah adalah satu hal yang mesti Anda berdua rembukkan. Jika menyangkut masalah pengasuhan, jangan ragu untuk berbagi beban tanggung jawab dengan pasangan.
6. Buat jadwal yang fleksibel
Jika Anda merasa sangat stres, cobalah untuk meminta kepada atasan Anda agar mengatur ulang jadwal pekerjaan Anda. Jika memungkinkan, mintalah kebijakan dari kantor agar Anda dapat bekerja lima hari di kantor tanpa menganggu jadwal weekend Anda. Jika sudah tercapai, habiskan waktu tersebut secara maksimal bersama keluarga Anda. Saat itu, Anda harus mematikan laptop dan ponsel. Fokuskan diri Anda pada kebersamaan keluarga.
7. Cari perspektif baru
Jika Anda sedang berada di tempat kerja sekarang, Anda mungkin berharap akan berada di rumah. Tapi Anda mungkin tidak akan merasa senang jika dapat tinggal di rumah sepanjang hari. Dr Leon Hoffman, Direktur Pacella Parent Child Center, mengungkap banyak ayah kantoran yang berharap mereka lebih sering berada di rumah bersama anak-anak, namun ketika akhirnya berhasil mewujudkan hal tersebut, mereka malah berharap dapat kembali bekerja. Intinya? Menjadi seorang ayah adalah pekerjaan yang sulit, tidak peduli bagaimana Anda berusaha mengatasinya. Tetapi jika Anda mendapatkan perspektif baru tentang situasi Anda, dan yakin akan alasan Anda dalam bekerja (atau tinggal di rumah), Anda bisa mengambil segi positif dan hikmah darinya.
8. Ingat nutrisi yang baik dan olahraga teratur
Ahli manajemen stres menyarankan kita selalu membuat waktu untuk makan sehat dan aktivitas fisik. Terapkan hal ini untuk anak-anak Anda. Nutrisi yang tepat akan memberikan bahan bakar yang baik untuk membakar dan olahraga membuat tubuh menjadi lebih efisien. Memberikan makanan junk food kepada anak-anak akan membuatnya seperti bom waktu menjadi obesitas. Ketika anak Anda mengalami kegemukan, maka berbagai masalah kesehatan akan menghampirinya.
9. Ajak anak Anda untuk berlatih fisik
Anak yang jarang bergerak akan cenderung menjadi anak yang pemalas. Buatlah kegiatan olahraga bersama dengan anak-anak agar mereka dapat memahami manfaat penting olahraga bagi tubuh mereka tanpa merasa bosan. Ajak mereka berenang, bermain bola bersama atau jogging dipagi hari. Jika Anda membuat aktivitas tersebut terlalu serius, ada kemungkinan anak-anak akan merasa tidak senang atau bosan, bahkan tidak mau melakukannya lagi. Buatlah hal tersebut menjadi menyenangkan, misalnya dengan membawa serta anjing peliharaan lari pagi, atau bermain bola air, dan sebagainya.
Sumber : http://serbasembilan.com/9-cara-menjadi-ayah-idaman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah memberi komentar